Rabu, 16 Maret 2011

Mengenal Indonesia lewat Budaya Angklung

 Tema : Kebudayaan


Siapa yang tidak mengenal Indonesia. Negara dengan kekayaan alam yang sangat luar biasa ini menarik pihak luar untuk melirik Indonesia. Contohnya saja jaman penjajahan, banyak negara-negara yang akhirnya singgah ke Indonesia untuk mencicipi kekayaan alam yang ada didalamnya. Itulah salah satu contoh yang dapat saya sebutkan. Belum lagi keindahan alam yang begitu permai, tidak kalah dengan pemandangan alam yang dimiliki oleh negara lain.  Tetapi tidak sedikit juga yang mengenal Indonesia dari sisi negatifnya, misalnya saja korupsi dan teroris yang telah mewarnai pandangan dunia saat ini.

Indonesia mempunyai berbagai macam bentuk perbedaan, yang mana hal ini menjadikan negara Indonesia memiliki banyak kebudayaan. Salah satu kebudayaan yang dimiliki oleh Indonesia adalah alat musik angklung. Alat ini terbuat dari bambu dan masing-masing bentuk dari angklung ini memiliki nada yang berbeda-beda dan apalagi ketika kita dapat memainkannuya dengan baik maka  alat musik tersebut dapat menghasilkan harmoni yang indah. Pencinta musik angklung sendiri pun tidak hanya berasal dari negara Indonesia saja tetapi negara lain pun banyak yang menyukai angklung bahkan ada yang rela untuk terbang ke Indonesia dan mempelajari secara khusus alat musik ini.

Musik angklung sendiri bagi kita sudah menjadi hal yang tidak asing lagi. Bentuk dari alat musik ini pun kita ketahui. Tetapi banyak dari antara kita yang tidak mengetahui sejarah agklung dan nada-nada apa saja yang dimiliki oleh alat musik ini.

Inilah asal usul angklung ( dikutip dari wikipedia )
 Angklung yang biasa dipakai diambil dari jenis bambu sebagai alat musik yaitu awi wulung (bambu berwarna hitam) dan awi temen (bambu berwarna putih). Purwa rupa alat musik angklung; tiap nada (laras) dihasilkan dari bunyi tabung bambunya yang berbentuk wilahan (batangan) setiap ruas bambu dari ukuran kecil hingga besar.
Angklung merupakan alat musik yang berasal dari Jawa Barat. Pada zaman dulu, Angknlug diciptakan dan juga dimainkan untuk memikat Dewi Sri turun ke Bumi agar tanaman padi rakyat tumbuh subur.
Fungsi lain dari angklung sendiri adalah sebagai pemompa semangat rakyat bahkan sampai pada masa penjajahan, itu sebabnya pemerintah Hindia Belanda sempat melarang masyarakat menggunakan angklung, pelarangan itu sempat membuat popularitas angklung menurun dan hanya di mainkan oleh anak- anak pada waktu itu.
Selanjutnya lagu-lagu yang dipersembahkan untuk memikat Dewi Sri tersebut disertai dengan pengiring bunyi tabuh yang terbuat dari batang-batang bambu yang dikemas sederhana yang kita kenal sebagai angklung. Perkembangan selanjutnya dalam permainan Angklung tradisi disertai pula dengan unsur gerak dan ibing (tari) yang ritmis (ber-wirahma) dengan pola dan aturan=aturan tertentu sesuai dengan kebutuhan upacara penghormatan padi pada waktu mengarak padi ke lumbung (ngampih pare, nginebkeun), juga pada saat-saat mitembeyan, mengawali menanam padi yang di sebagian tempat di Jawa Barat disebut ngaseuk.
Dalam perkembangannya, angklung berkembang dan menyebar ke seantero Jawa, lalu ke Kalimantan dan Sumatera. Pada 1908 tercatat sebuah misi kebudayaan dari Indonesia ke Thailand, antara lain ditandai penyerahan angklung, lalu permainan musik bambu ini pun sempat menyebar di sana.
Bahkan, sejak 1966, Udjo Ngalagena —tokoh angklung yang mengembangkan teknik permainan berdasarkan laras-laras pelog, salendro, dan madenda— mulai mengajarkan bagaimana bermain angklung kepada banyak orang dari berbagai komunitas.
Nada-nada pada Alat Musik Angklung banyak sekali. Inilah penjabaran dari nada-nada yang terdapat pada alat musik angklung :
  1. 8 Nada, yang terdiri dari; Nada c, d, e, f, g, a dan c dengan jumlah keseluruhan 8(delapan) Nada paling tinggi. Khusus untuk angklung jenis ini biasa digunakan untuk anak TK (Taman Kanak-kanak) karena ukurannya yang cukup kecil dan angklung jenis ini merupakan tingkatan nada yang paling/sangat tinggi, tidak ada ukuran angklung lagi yang paling tinggi selain jenis angklung yang ini.
  2. 15 Nada, merupakan penggabungan dari nada TK dan nada SD dijadikan satu, maka akan menghasilkan jumlah dana sebanyak 15 Nada yang terdiri dari; C, D, E, F, G, A, B, C - c, d, e, f, g, a, b, c;
  3. 18 Nada, Untuk jumlah nada pada angklung ini hanya diberikan tambahan 3(tiga) buah nada dari angklung 15 nada, yaitu nada G, A, dan B Lebih Rendah;
  4. 22 Nada, Untuk jumlah nada pada angklung ini juga, hanya diberikan tambahan 4(empat) buah nada dari angklung 18 nada, yaitu nada C, D, E dan F Lebih Rendah;
  5. 37 Nada melodi terdiri dari : C,C#, D,D#, E, F,F#, G,G#, A,A#, B, - C,C#, D,D#, E, F,F#, G,G#, A,A#, B,- C,C#, D,D#, E, F,F#, G,G#, A,A#, B, C;
  6. 42 Nada Melodi Lengkap, hanya diberikan tambahan 5(lima) buah nada yang terdiri dari; Nada G,G# A,A# dan B dari angklung 37 nada.
  7. 43 Nada, khusus untuk angklung jenis ini jumlah nada yang digunakan terdiri dari  37 nada melodi dan ditambah dengan 6(enam) nada pengiring: G-mayor, F-mayor, C-mayor dan A-minor, D-minor dan E-minor.
  8. 47 Nada, Untuk angklung jenis ini hanya diberikan tambahan nada pengiring yang terdiri dari C7, F7, G7 dan A7 sebagai pelengkap. Pada angklung jenis ini pengiring dibuatkan standar yang terpisah. Sehingga untuk angklung 47 nada terdiri dari; 37 nada melodi dan 10 nada pengiring dengan standar tiang penyangga yang terpisah.
Memainkan alat musik angklung ini mudah tapi juga ada pula yang sulit. Memamng memainkkannya dengan cara hanya digoyang tapi ketika diperhadapkan dengan lagu yang akan dimainkan hal ini akan menjadi lebih sulit. Mungkin hanya sebagian orang yang hanya tahu ada 8 nada dalam angklung tapi ternyate tidak, angklung punya banyak nada bahkan mencapai 47 nada seperti yang dipaparkan diatas.

Musik angklung jangan sampai hilang dan direbut oleh negara lain. Tidak ada kebudayaan seperti ini yang dapat kita temukan di negara Indonesia. Untuk itu menjaga dan melestarikan budaya ini sudah menjadi kewajiban kita bukan hanya angklung tetapi juga alat musik lainnya juga. Mari menjaga kebudayaan Indonesia. : )

Sumber inspirasi :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar